Akademi Militer
Calon Taruna Akmil merupakan lulusan SMA atau MA (IPA dan IPS). Akmil merupakan pendidikan ikatan dinas yang dibiayai oleh negara.
Kurikulum
Pendidikan Akmil ditempuh dalam 4 tahun. Dengan rincian Pendidikan Dasar Keprajuritan Chandradimuka yang dilaksanakan bersama taruna AAL dan AAU selama 1 tahun, tingkat I s/d tingkat IV selama 4 tahun. Mulai tahun ini taruna yang lulus akan mendapat titel Sarjana Pertahanan . Selama masa pendidikan, Taruna tidak diperkenankan untuk menikah sampai yang bersangkutan telah 2 tahun menjalani ikatan dinas selepas dilantik menjadi letnan dua. Untuk lulusan IPA mengambil jurusan Umum, sedang untuk lulusan IPS mengambil jurusan Administrasi.Pada Tingkat III, Taruna dibagi menjadi 5 jurusan, yakni Jurusan Tempur, Jurusan Teknik Zeni, Teknik Peralatan, Teknik Perhubungan dan jurusan Administrasi.
Menjelang akhir pendidikan, khusus taruna Jurusan Tempur (Umum) dibagi lagi menjadi tiga yang akan menyandang korps Infanteri, Kavaleri, Artileri Medan, dan Artileri Pertahanan Udara. Khusus taruna Jurusan Administrasi dibagi lagi menjadi enam yang akan menyandang korps Pembekalan Angkutan, Topografi, Polisi Militer, Ajudan Jenderal, Keuangan, dan Penerbang.
Semua kecabangan itu merupakan pilihan dari taruna sendiri tetapi harus disesuaikan dengan hasil dari tes psikologi masing-masing taruna pada saat akhir pendidikan .
Pendaftaran biasanya dimulai pada bulan februari dan seleksi dimulai 1 April setiap tahunnya dan pendidikan dimulai pada 1 Agustus. Untuk lulusan IPS disesuaikan dengan kebutuhan di TNI-AD. Jadi, tidak setiap tahun menerima dari lulusan IPS.
Hal ini dikarenakan jurusan administrasi yang biasa diambil oleh lulusan IPS, akan diisi oleh perwira dari Sekolah Perwira Prajurit Karier (Sepa PK) yang berasal dari D3 ke atas. Usia penerimaan calon taruna minimal 18 tahun saat mulai pendidikan dan maksimal 22 tahun. Bagi calon yang berkacamata maksimal 1 dioptri, nilai harus lebih tinggi daripada calon lain yang tak berkacamata. Untuk lebih lengkap bisa dilihat di situs resmi di www.akmil.ac.id atau www.tniad.mil.id dikolom pendaftaran prajurit.
Sejarah
Pada tanggal 31 Oktober 1945 didirikan Militaire Academie (MA) di Kota Yogyakarta atas perintah Kepala Staf Umum Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Letjen TNI Urip Sumohardjo. Setelah meluluskan dua angkatan pada tahun 1950, Militaire Academie Yogyakarta ditutup sementara karena alasan teknis. Taruna angkatan ketiganya menyelesaikan pendidikan di Koninklijke Militaire Academie (KMA) di Breda, Belanda. Saat itu pula didirikan Sekolah Perwira Darurat di Berastagi dan Prapat (Sumatera Utara), Bukittinggi (Sumatera Barat), Palembang (Sumatera Selatan), Tangerang (Jawa Barat), Salatiga (Jawa Tengah), serta Malang dan Mojoagung (Jawa Timur), guna memenuhi kebutuhan TNI pada waktu itu.Tanggal 1 Januari 1951 didirikan Sekolah Perwira Genie Angkatan Darat (SPGi-AD) di Bandung yang kemudian menjadi Akademi Genie Angkatan Darat pada 26 Januari 1956. Lembaga pendidikan prajurit ini menjadi Akademi Teknik Angkatan Darat (Atekad) pada 23 September 1956. Tanggal 13 Januari 1951 didirikan Pusat Pendidikan Perwira Angkatan Darat (P3AD) di Bandung.
Pada tanggal 11 November 1957 diresmikan Akademi Militer Nasional (AMN) di Magelang (Jawa Tengah), yang merupakan kelanjutan dari Akademi Militer Yogyakarta. Taruna yang masuk tahun 1957 dinyatakan sebagai taruna Akademi Militer angkatan ke-4. Kota Magelang dipilih sebagai lokasi AMN karena merupakan kota perjuangan dengan iklim baik, dan letaknya strategis dan dekat dengan Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta, yang bisa mengisi kekurangan tenaga dosen non-militer.
Pada tahun 1961, AMN Magelang diintegrasikan dengan Atekad Bandung dengan nama Akademi Militer yang berkedudukan di Magelang. Tahun 1965, AMN diintegrasikan dengan AAL, AAU, Akademi Angkatan Kepolisian dengan nama AKABRI (Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia). Dengan integrasi tersebut, pembinaan dan pengelolaan keempat AKABRI bagian dilaksanakan oleh Komando Jenderal AKABRI.
Tahun 1967, AKABRI di Magelang diresmikan menjadi AKABRI Udarat, yang meliputi dua Akabri di bawah satu pimpinan yakni Akabri Bagian Umum dan Akabri Bagian Darat. Akabri Bagian Umum mendidik taruna AKABRI bagian di tingkat I selama 1 tahun, sedang AKABRI Bagian Darat mendidik taruna AKABRI Bagian Darat mulai tingkat II sampai IV.
Tahun 1979, Akabri Udarat berubah menjadi Akabri Bagian Darat dan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pendidikan taruna AKABRI bagian darat selama 4 tahun. Selain itu juga menyelenggarakan pendidikan dasar keprajuritan Chandradimuka selama 17 minggu untuk Capratar AKABRI bagian Darat, Laut, Udara dan Kepolisian.
Pada tanggal 14 Juni 1984, sesuai dengan keputusan Panglima ABRI waktu itu, dalam rangka reorganisasi di lingkungan ABRI, maka pembinaan dan pengelolaan AKABRI Bagian Darat diserahkan kembali kepada Kepala Staf TNI AD, dan namanya berubah menjadi Akmil (Akademi Militer).
Setelah bergulirnya reformasi 1998, maka sesuai keputusan pimpinan ABRI yang memutuskan mulai 1 April 1999 adanya pemisahan POLRI dari ABRI dan ABRI menjadi TNI, maka nama AKABRI dirubah menjadi AKADEMI TNI dimana Akademi Militer merupakan salah satu bagiannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar